Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan (Resume Pert.1) dan Laporan Keuangan


BAB I
Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan
Pada umumnya tujuan hidup sebuah perusahaan adalah untuk memeroleh keuntungan. Akan tetapi keinginan sebuah perusahaan untuk memeroleh keuntungan atau laba tersebut hendaknya tidak membuat perusahaan melupakan akan keberlanjutan hidupnya. Hendaknya perusahaan mengetahui bahwa kelangsungan hidup atau keberlanjutan (sustainability) sebuah perusahaan tidak hanya dengan adanya laba yang diperoleh oleh sebuah perusahaan, tetapi juga dengan adanya interaksi positif dari pihak luar (eksternalitas). Sebuah perusahaan tidak akan mungkin dapat bertahan ketika perusahaan tersebut tidak mampu menjaga nama baiknya. Inilah salah satu alasan sebuah perusahaan selalu memerhatikan dampak lingkunganm, misalnya saja dengan adanya CSR (Corporate Social Responsibility) dimana konsep ini menuntut sebuah perusahaan untuk tidak hanya memerhatikan dampak ekonomi yang akan diterima oleh perusahaan saja, tetapi perusahaan juga dituntut untuk bertanggungjawab atas dampak lingkungan yang disebabkan oleh aktifitas perusahaan.
Selain bertujuan untuk memeroleh keuntungan dengan cara tetap memerhatikan sustainability nya tentunya sebuah perusahaan juga bertujuan guna memakmurkan para pemilik saham dengan cara menigkatkan nilai perusahaan. Untuk perusahaan yang sudah go public  maka bertambahnya nilai sebuah perusahaan dapat dilihat dari harga saham di pasar saham, sedangkan untuk perusahaan yang tidak go public  maka bertambahnya nilai sebuah perusahaan dapat dilihat dari nilai likuidasi (nilai seluruh asset perusahaan). Ketika nilai perusahaan telah bertambah, maka secara otomatis perusahaan tersebut dapat memakmurkan pemilik saham.
Untuk mencapai serentetan tahapan diatas, maka sebuah perusahaan dapat mengambil keputusan melalui laporan keuangan. Laporan keuangan sebuah perusahaan terdiri dari Neraca, laporan laba-rugi, Perubahan Modal dan, Arus Kas. Dari laporan neraca yang telah dibuat dalam suatu periode terentu maka dapat dilihat di sisi aktiva seberapa efisien aktifa yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dalam pengelolaannya aktifa lancar dan aktifa tetap hendaknya dikelola dengan sebaik mungkin karena hal tersebut akan digunakan oleh perusahaan sebagai acuan untuk investasi dan pendanaan.
Sisi aktiva dari neraca akan digunakan perusahaan sebagai acuan untuk melakukan keputusan investasi, sedangkan untuk sisi pasiva yang berisi hutang lancar, hutang jangka panjang, dan modal sendiri dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan pendanaan. Dalam mencapai tujuannya untuk meningkatkan nilai perusahaan maka dari laporan neraca yang ada perusahaan tersebut dapat mengambil beberapa keputusan, misalnya saja keputusan untuk menambah aktiva-aktiva yang dapat menghasilkan arus kas lebih banyak daripada biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Dalam pengambilan keputusan tersebut hendaknya sebuah perusahaan juga mengindentifikasi segala resiko-resiko yang akan dihadapinya. Resiko-resiko tersebut dapat diidentifikasi melalui arus kas perusahaan.
Pengambilan keputusan yang lain juga digunakan untuk kebijakan modal kerja. Modal kerja adalah dana untuk memenuhi aktiva tetap agar perusahaan bisa tetap beroperasi. Modal kerja sendiri dapat didapat dari hasil pengurangan antara aktiva lancar dan hutang lancar. Sehingga dari hal tersebut akan diketahui seberapa besar sumber pendanaan dipenuhi oleh aktiva lancar.
Laporan keuangan yang juga dibutuhkan adalah laporan laba-rugi. Dari laporan laba-rugi ini akan diketahui penghasilan, biaya operasi, serta laba bersih yang diperoleh oleh suatu perusahaan (EAT).  Konsep laba sendiri ada dua jenis, yaitu laba akuntansi dan laba ekonomi. Laba akuntansi adalah laba yang dilihat berdasarkan laba laporan laba-ruhi, sedangkan untuk laba ekonomi adalah laba akuntansi dikurangi opportunity cost (biaya peluang). Sebuah perusahaan harus mempunyai laba positif baik dilihat dari laba akuntansi maupun laba ekonomi.


BAB II
Laporan Keuangan
            Laporan keuangan adalah sekumpulan data-data yang berisi angka yang diolah berdasarkan ilmu akuntansi. Sesuai tujuan utama sebuah perusahaan yaitu untuk memeroleh laba semaksimal mungkin, maka didalam proses pemerolehan laba tersebut sebuah perusahaan memerlukan laporan keuangan. Laporan keuangan ini akan dipakai untuk menentukan keputusan atau langkah-langkah apa saja yang harus diambil oleh sebuah perusahaan guna memaksimalkan labanya. Laporan keuangan ini tidak hanya ditujukan oleh bagian keuangan atau akuntansi saja, tetapi laporan keuangan juga dibutuhkan oleh internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.Internal perusahaan ini misalnya saja departemen pemasaran dan departemen produsi. Sedangkan eksternal perusahaan adalah para investor-investor atau pun bank pemberi pinjaman. Oleh sebab itu semua departemen dalam sebuah perusahaan dituntut untuk dapat membaca, menganalisa, serta mengambil keputusan berdasarkan laporan keuangan yang telah disajikan.
Laporan keuangan sendiri terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas yang semua laporan tersebut menunjukkan posisi keuangan perusahaan. Dibawah ini akan dijelaskan masin-masing dari laporan keuangan di atas.
1.    Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang berisi tentang kekayaan perusahaan, kewajiban perusahaan, dan modal sendiri perusahaan yang disajikan berdasarkan suatu satuan waktu tertentu. Jumlah kekayaan tersebut disajikan dalam sisi aktiva dan pasiva, baik itu aktiva lancar maupun aktiva tetap dan sisi pasiva yang terdiri dari hutang lancar, hutang jangka panjang dan, modal sendiri. Aktiva lancar ini meliputi segala kekayaan yang dapat segera dicairkan atau diuangkan, misalnya saja seperti kas, piutang, dan bahan persediaan. Sedangkan untuk aktiva tetap ialah segala jenis kekayaan yang memiliki manfaat lebih dari satu tahun, seperti tempat produksi, mesin produksi, tanah, dan lain sebagainya. Sisi yang berisi segala kekayaan perusahaan ini akan digunakan oleh perusahaan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan investasi. Investasi juga diperlukan oleh sebuah perusahaan guna menjamin kelangsungan hidup sebuah perusahaan itu sendiri. Selanjutnya adalah sisi pasiva yang berisi hutang lancar, hutang lancar ini adalah hutang yang mempunyai masa jatuh tempo dalam waktu satu tahun, kemudian ada hutang jangka panjang yang berarti hutang ini mempunyai jatuh tempo yang lebih dari satu tahun.  Dari sisi pasiva ini nantinya akan diketahui berapa hutang, berapa modal perusahaan dan berapa kemampuan perusahaan dalam mengadakan pendanaan atas asset-asset tersebut.
2.    Laporan Laba-rugi
Laporan laba-rugi mencangkup laporan atas kegiatan-kegiatan perusahaan selama satu waktu periode akuntansi. Pada laporan laba-rugi terdapat informasi penghasilan, biaya operasi, bunga, pajak, dan biaya bersih yang diperoleh. Laporan laba-rugi ini yang nantinya tidak hanya digunakan oleh internal perusahaan saja, melainkan juga sebagai laporan yang nantinya akan ditunjukkan kepada para pemegang saham, serta pihak kreditur sebagai bukti bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan. Dalam laporan laba-rugi terdapat unsur penghasilan (revenue) dan biaya (cost). Dimana unsur biaya ini dapat dilihat dr biaya operasi.
3.    Laporan Laba Ditahan
Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemilik saham. Melainkan laba tersebut diinvestasikan untuk perusahaan itu sendiri guna memperbanyak asset perusahaan itu sendiri dengan harapan meningkatnya laba perusahaan pada periode berikutnya. Laba ditahan ini berasal dari laba bersih dikurangin deviden. Laba  ditahan ini akan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adanya laba bersih, penyesuaian akuntansi, serta adanya deviden. Jumlah laba ditahan yang tertera dalam laporan laba ditahan ini tidak sama dengan jumlah kas yang dimiliki oleh perusahan.
4.    Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang berisi tentang hasil-hasil operasi sebuah perusahaan yang dilakukan dalam suatu batasan waktu tertentu. Meskipun arus kas yang ada dalam perusahaan tinggi, tetapi hal tersebut tidak selalu menyerupai kas yang ada pada neraca. Hal tersebut karena arus kas ini biasanya digunakan untuk membayar deviden, berinvertasi, ataupun melunasi hutang. Bagi seorang manajer keuangan arus kas ini berfingsi untuk dasar pengambilan keputusan, misalnya saja keputusan untuk pembelian asset, keputusan untuk berinvestasi, dan lain sebagainya. Sehingga laporan ini merupakan suatu alat yang penting guna meramalkan posisi kas suatu perusahaan. Sedangkan untuk saldo kas sebuah perusahaan sendiri terdiri dari arus kas, perubahan modal kerja, asset tetap, dan pembayaran deviden. setiap faktor yang memengaruhi naik turunnya arus kas diatas akan tercermin pada laporan arus kas.laporan arus kas memisahkan aktifitas menjadi tiga, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dimana aktifitas operasi ini berkaitan dengan hutang, laba bersih, dan modal kerja. Aktivasi investasi meliputi pembelian dan penjualan semua asset tetap. Aktivitas pendanaan ini biasanya seperti pembayaran dividend an lain sebagainya.


Referensi :
Brigham, Eugene F., Joel F. Houston. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. 2010. Jakarta: Salemba Empat
Halim, Abdul., Sarwoko. Manajemen Keuangan (Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan). 2008. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Husnan, Suad. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Panjang). 2010. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar