Artikel Metode Pemasaran Berbasis Eco Green Sebagai Upaya Peningkatan Dominasi Pasar

METODE PEMASARAN BERBASIS ECO-GREEN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DOMINASI PASAR
Ika Krisna Wibawanti
KhoirunnikmahRizkina
ABSTRAK
Akhir-akhir ini kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup mulai meningkat. Selain dari pihak masyarakat, pihak pemerintah pun juga mulai memberlakukan peraturan-peraturan yang mengharuskan perusahaan memerhatikan lingkungan dan memastikan bahwa proses dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan memenuhi standar keamanan lingkungan hidup. Menanggapi tekanan eksternal tersebut, perusahaan berusaha mengasosiasikan produknya sebagai produk yang ramah lingkungan, dengan cara mencantumkan eco-label pada produknya dan menggunakan metode pemasaran berbasis eco-green. Tujuan adanya kegiatan tersebut bukan hanya untuk memenuhi standar keamanan lingkungan hidup, melainkan juga bertujuan untuk mendominasi segmentasi pasar.
Kata Kunci: Eco Green, Metode Pemasaran, Green Marketing, Dominasi Pasar
1.                  Pendahuluan
1.1       Latar Belakang Masalah
Sampai hari ini pemanasan global (global warming) masih menjadi perhatian dunia. Hendaknya global warming tidak hanya menjadi perhatian pemerintah dan pemerhati lingkungan saja, tetapi juga harus diperhatikan oleh semua masyarakat. Setiap aktivitas manusia di dunia berpotensi meningkatkan efek global warming. Kegiatan industri merupakan salah satu penyumbang terbesar global warming. Dari kegiatan pengolahan bahan mentah, proses pemasaran, pemakaian barang jadi yang tidak benar pun ikut menyumbangkan efek global warming.
Setiap masyarakat umumnya menginginkan suatu kehidupan yang nyaman, aman, dan sehat, suatu kehidupan yang mampu mendukung setiap kegiatan dan aktivitas masyarakat itu sendiri. Dalam memenuhi kehidupan yang demikian, pemerintah memerlukan kerja sama dengan masyarakat untuk mengondisikan lingkungan yang sedemikian rupa agar dapat menciptakan suatu kehidupan yang layak. Namun, realita yang terjadi justru berbalik dengan keadaan yang diinginkan. Kegiatan dan aktivitas masyarakat yang kurang bertanggung jawab justru menjadi penyebab rusaknya lingkungan hidup dan dampaknya pun dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.
Meninjau keadaan yang demikian, pemerintah mengeluarkan kebijakan bagi pengusaha dan pelaku industri untuk memerhatikan proses produksi yang berwawasan lingkungan. Hal ini untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan yang semakin parah demi tercapainya lingkungan yang sehat. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (2012:1) pada pasal dua, ditetapkan bahwa “[Setiap] perseroan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Kebijakan pemerintah tersebut menjadi inisiatif indutri untuk melaksanakan konsep eco-green dalam setiap produksi, pemasaran, dan pelayanan demi tercapainya kepuasan pelanggan.
Sementara itu, saat ini kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan mulai mengingkat. Masyarakat yakin jika mereka menggunakan produk yang telah mencantumkan eco-label, maka mereka juga telah ikut serta dalam meminimalkan efek buruk bagi lingkungan. Menurut Ottman (dalam Haryadi, 2009:15) saat ini perhatian masyarakat terhadap lingkungan telah terlihat, hal tersebut ditandai dengan meningkatnya pasar yang  terhadap lingkungan. Oleh karena itu, saat ini banyak perusahaan dan industri berlomba-lomba dalam memproduksi barang dengan mencantumkan eco-label,  perusahaan dan industri juga mulai berlomba-lomba dalam menciptakan citra perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan melalui  green-marketing. Oleh karena itu, strategi green-marketing perlu lebih diperhatikan lagi bagi pengusaha dan pelaku industri.
Menempatkan sebuah produk agar diterima oleh konsumennya merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh pengusaha dan pelaku industri untuk mendominasi pasar. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi green marketing. Menurut Syahbandi (2012:3) green-marketing merupakan suatu strategi pemasaran dengan  asumsi pemasaran tersebut aman bagi lingkungan. Strategi green-marketing ini perlu lebih diperhatikan karena selain untuk melaksanakan peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah agar pengusaha dan pelaku industri tidak mendapatkan tindakan hukum dari pemerintah, green-marketing juga merupakan strategi yang dapat digunakan bagi pengusaha dan pelaku industri sebagai strategi untuk mendominasi pasar. Mulai meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidupnya dapat dijadikan sebagai tahap awal untuk menarik minat masyarakat dalam menggunakan green-product. Jika minat masyarakat terhadap suatu green-product terus mengalami peningkatan, maka akan berdampak positif terhadap penjualan produk itu sendiri dan ini merupakan langkah awal yang baik untuk perusahaan dalam menigkatkan dominasi pasar.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, artikel ini akan membahas metode pemasaran berbasis eco-green sebagai upaya meningkatan dominasi pasar. Topik ini sangat memerlukan pembahasan yang signifikan karena dengan menerapkan metode pemasaran berbasis eco-green pelaku usaha dan industri bukan hanya menaati peraturan pemerintah mengenai tanggung jawab terhadap lingkungan, melainkan pelaku usaha dapat menggunakan metode ini sebagai sarana dalam meningkatkan dominasi pasar.  
1.2              Rumusan masalah
(1)               Bagaimana cara mengaplikasian metode pemasaran berbasis eco-green?
(2)               Bagaimana cara meningkatkan dominasi pasar dengan metode pemasaran berbasis eco-green?
1.3              Tujuan Pembahasan
(1)               Mendeskripsikan cara mengaplikasikan metode pemasaran berbasis eco-green.
(2)               Mendeskripsikan cara meningkatkan dominasi pasar dengan metode pemasaran berbasis eco-green.

2.                  Pembahasan
2.1       Cara Mengaplikasikan Metode Pemasaran Berbasis Eco-Green
Dewasa ini konsep pemasaran semakin berkembang, diawali dengan konsep pemasaran yang hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memeroleh laba yang maksimal. Saat ini konsep pemasaran tersebut mulai mengalami perubahan seiring dengan adanya peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan adanya peraturan tersebut, para pengusaha dan industri mulai menerapkan konsep baru. Para pemasar mulai memasarkan produk tidak hanya berdasarkan kebutuhan konsumen, tetapi juga memasarkan secara tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar yang dikenal dengan konsep pemasaran masyarakat.
Saat ini konsep pemasaran masyarakat itu sendiri telah mengalami perkembangan, misalnya saja dengan mulai dikenalnya pemasaran berbasis eco-green. Sesuai dengan konsep eco-green, metode yang digunakan pun seharusnya adalah metode yang benar-benar telah memenuhi standar keamanan bagi lingkungan. Selain untuk memenuhi aspek lingkungan, tentunya metode ini juga digunakan oleh perusahaan untuk menarik perhatian dan kepercayaan konsumen terhadap produknya.
Menurut Hariyani dan Sartana (2014:12) alasan sebuah perusahaan melaksanakan pemasaran dengan konsep eco-green salah satunya karena faktor persaingan sehingga untuk meningkatkan persaingan pasar sebuah perusahaan dapat menggunakan  pemasaran dengan konsep ini. Saat ini mulai terliahat banyak perusahaan telah mencoba menunjukkan perilaku yang ramah lingkungan. Hal tersebut menuntut suatu perusahaan untuk membuat inovasi-inovasi pemasaran hijau yang baru untuk lebih menarik minat konsumen sebagai langkah awal mendominasi pasar.
Sementara itu, meningkatnya kesadaran konsumen terhadap lingkungan membuat para konsumen mau untuk membeli barang dengan harga premium sekalipun, tentunya hal ini tidak mengabaikan dari segi kualitas barang itu sendiri. Dengan adanya hal tersebut, perusahaan dapat memanfaatkannya sebagai peluang yang baik dalam memenangkan persaingan untuk menigkatkan dominasi pasar.
Untuk mencapai tujuannya dalam mendominasi pasar, sebuah perusahaan harus benar dalam menerapkan metode pemasarannya. Salah satu metode pemasaran berbasis eco-green yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah metode pemasaran hijau (green-marketing).  Strategi green-marketing merupakan suatu strategi pemasaran yang digunakan oleh pemasar dalam memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumennya dengan melakukan aktivitas pemasaran secara efektif dan seefisien mungkin dibandingkan pesaing, tentunya aktivitas yang dilakukan ini akan memberikan dampak minimal kepada lingkungan dan perusahaan itu sendiri (Hariyani dan Sartana, 2014). Dalam penerapan strategi green-marketing itu sendiri perlu memerhatikan beberapa komponen, misalnya green-consumer, green-consumerism, dan green-product. Ketiga komponen tersebut dapat menentukan keberhasilan perusahaan dalam penggunaan strategi green-marketing.
Dalam pemasaran, seorang pemasar hendaknya tidak hanya memerhatikan ketiga komponen tersebut, tetapi pengusaha dan pelaku industri juga harus mampu menganalisis bauran pemasaran yang meliputi analisis produk, analisis logistik, analisis promosi, dan analisis harga (Kotler, 2000:93)  Berikut ini akan dijelasakan cara menerapkan strategi green-marketing di dalam suatu peerusahaan melalui bauran pemasaran.
Pertama, yang seharusnya dilakukan seorang pelaku usaha dan industri dalam menerapkan green-marketing adalah dengan melakukan analisis produk. Saat ini produk yang ramah lingkunan sedang mengalami perdebatan khusus. Penilaian tentang bahan baku produk, proses pembuatan produk, kemasan produk, dan bahkan produk yang sudah jadi pun sangat diperhatikan.
Oleh karena itu, perusahaan harus mampu menentukan kelayakan produk tersebut terhadap lingkungan, misalnya dengan melakukan pengujian terhadap tingkat bahaya terhadap manusia atau pun makhluk hidup lain. Kemudian mengukur umur produk untuk mengetahui waktu yang dimiliki produk sampai produk itu sendiri mampu merusak lingkungan, selama di pabrik, diguanakan, dan bahkan dibuang. Selanjutnya dalam proses pembuatannya, hendaknya tidak menghabiskan banyak energi yang terbuang. Misalnya dalam pemakaian energi listrik yang seharusnya dilakukan seperlunya saja. Tahap yang terakhir adalah memastikan bahwa limbah produk nantinya tidak akan menjadi limbah yang tidak mempunyai nilai guna.
Kedua, perusahaan hendaknya melakukan analisis logistik. Queensland Goverment (dalam Syahbandi, 2002:4) menyatakan pendapat mengenai analisis logistik sebagai berikut.
Pilihan  [dimana]  dan  [kapan] untuk membuat  produk  selalu  tersedia  dapat memberikan  pengaruh signifikan  pada pelanggan.  Sangat  sedikit  pelanggan yang benar-benar  hanya  ingin  membeli  produk karena  [keramah  lingkungannya]  saja.  Penjual yang  ingin  mencapai  kesuksesan  dalam penjualan  produk  yang  ramah  lingkungan seharusnya [memposisikan] produknya secara luas [dipasar]  sehingga  dapat  lebih  dikenali.

Hendaknya perusahaan menempatkan dengan baik lokasi produksi serta distribusinya karena lokasi ini juga ikut menentukan masa depan perusahaan itu sendiri. Pada lokasi produksi dan distribusi hendaknya pengusaha dapat menunjukkan citra positif terhadap lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan untuk menarik simpati masyarakat yang tinggal di sekitar tempat produksi dan distribusi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Selain itu, produk yang diproduksi dengan menggunakan metode ramah lingkungan, hendaknya juga mempunyai kelebihan yang signifikan dibandingkan dengan produk yang diproduksi tidak menggunakan metode ramah lingkungan. Hal tersebut tentunya juga akan dapat lebih menarik perhatian dan minat masyarakat dalam menggunakan produk yang ramah lingkungan.
            Ketiga, ada berbagai cara promosi yang juga berbasis gren-marketing. Misalnya saja dengan digunakannya katalog-katalog dengan bahan ramah lingkungan serta menghindari promosi dengan bahan-bahan yang akan sulit didaur ulang.
            Keempat, harga merupakan elemen terpenting suatu produk. Harga juga merupakan suatu elemen yang sangat sensitif. Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus pintar dalam strategi pemberian harga. Biasanya untuk kalangan menengah ke atas tidak akan berkeberatan ketika harus dihadapkan dengan harga yang premium. Konsumen menegah ke atas cenderung mempunyai anggapan bahwa harga menentukan kualiatas barang itu sendiri. Namun, ini akan memberikan sedikit masalah untuk kalangan menengah ke bawah. Oleh sebab itu, biasanya perusahaan akan memproduksi dua barang dari pabrik yang sama dan dengan merek yang berbeda, tentunya merek dengan harga yang lebih murah kualitasnya akan sedikit berbeda dengan produk yang mempunyai harga mahal.
2.2       Cara Meningkatkan Dominasi Pasar dengan Metode Pemasaran Berbasis Eco-Green
Setiap pelaku usaha dan industri pasti menginginkan produk yang diproduksinya dapat mendominasi pasar yang ada karena jika sebuah perusahaan dapat mendominasi pasar, maka pangsa pasarnya pun akan ikut meningkat dan otomatis ini juga akan berdampak pada pendapatan perusahaan. Untuk mendominasi pasar tentunya  sebuah perusahaan harus mempunyai strategi-strategi khusus. Dalam menentukan strategi yang digunakan hendaknya sebuah perusahaan dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan produk yang diharapkan oleh masyarakat terlebih dahulu.
Kesadaran masyarakat akan lingkungan yang mulai meningkat dapat dijadikan sebagai salah satu faktor pelaku usaha dan industri dalam menentukan strategi untuk meningkatkan dominasi pasar. Para pelaku usaha dan industri dapat menggunakan metode pemasaran berbasis eco-green dalam bentuk green-marketing sebagaimana telah dijelaskan pada subbab diatas.
Menurut Kotler (2000:263) untuk bertahan sebagai nomor satu,  perusahaan harus melakukan tindakan di tiga bidang. Pertama, perusahaan hendaknya memperluas pasar keseluruhan. Kedua, perusahaan hendaknya melindungi pangsa pasarnya. Ketiga, perusahaan memperluas pangsa pasarnya. Namun, pada dasarnya perusahaan yang menjadi pemimpin adalah perusahaan yang mampu memimpin perusahaan lain dalam perubahan harga, perkenalan produk baru, cakupan distribusi, dan intensitas produksi.
Pada pemasaran dengan metode green-marketing hendaknya dalam setiap langkah di atas selalu didasari dengan cara-cara pengaplikasian yang benar agar dalam penerapannya tidak berlainan dengan metode green-marketing itu sendiri. Di bawah ini akan dijelaskan tiga langkah dalam meningkatkan dominasi pasar beserta tindakannya yang sesuai dengan strategi pemasaran menggunakan metode green-marketing.
2.2.1    Memperluas Pasar Keseluruhan
Pada umumnya jika sebuah perusahaan ingin mendominasi pasar, maka perusahaan hendaknya mampu mencari pemakai baru, penggunaan baru, dan penggunaan produk yang lebih sering oleh konsumen. Produsen dapat mendapatkan para pemakai baru dari tiga kelompok pemakai. Pertama, dari para pengguna yang belum menyadari bahwa pengguna telah mengkonsumsi produk tersebut. Kedua, dari masyarakat yang belum pernah menggunakan sama sekali. Ketiga, dari masyarakat yang bertempat tinggal di tempat yang jauh dari tempat distribusi saat ini.
Produsen juga dapat memperluas pasarnya dengan cara menemukan kegunaan baru dari produk yang diproduksinya. PT Sharp adalah salah satu perusahaan yang telah mencoba menerapkannya melalui visi Eco-Positive-nya.
 Diterapkannya visi eco-positive oleh PT Sharp merupakan suatu langkah awal dalam memperkenalkan produk perusahaan dengan metode pemasaran berbasis eco-green. Eco-Positive ini diawali dengan mengembangkan usaha baru dan menciptakan teknologi yang unik.
Strategi perluasan pasar berikutnya adalah dengan meyakinkan konsumen untuk memakai lebih sering produk tersebut. Misalnya saja  perusahaan memberikan pengaruh terhadap konsumen, jika seorang konsumen menggunakan produk tersebut, maka sepuluh persen uang yang dibayarkan konsumen untuk membeli produk itu merupakan uang yang akan disumbangkan perusahaan kepada organisasi pemerhati lingkungan.
2.2.2    Memertahankan Pangsa Pasar
Ketika perusahaan mulai memperluas pasarnya, perusahaan tersebut hendaknya tetap memerhatikan serangan-serangan dari pesaing. Pengusaha dan pelaku industri tidak boleh puas terhadap pencapaian saat ini, pengusaha dan pelaku idustri seharusnya selalu mengembangkan produk dan pelayanannya. Inovasi-inovasi baru sangat diperlukan dalam mepertahankan pangsa pasar yang dimiliki oleh sebuah produk.
Kotler (2000:266) menyatakan “[Sasaran] strategi pertahanan adalah mengurangi kemungkinan serangan, mengalihkan serangan ke wilayah yang kurang berbahaya, dan mengurangi intensitas serangan”. Dalam praktiknya, memertahankan pangsa pasar ini akan membutuhkan biaya lebih karena untuk mengurangi kemungkinan serangan sebuah perusahaan harus mampu membuat inovasi-inovasi baru. Tentunya inovasi-inovasi yang akan dibuat tersebut memerlukan biaya lebih.
Menurut Kotler (2000:266) ada enam strategi pertahanan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, misalnya pertahanan posisi, pertahanan rusuk, pertahanan mendahului, pertahanan serangan balik, pertahanan bergerak, dan pertahanan mundur. Hendaknya keenam strategi pertahanan tersebut dilakukan secara seimbang untuk menghindari adanya celah petahanan yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang. Pertahanan dilakukan oleh sebuah perusahaan agar perusahaan tersebut tetap dapat menjadi yang pertama dalam pasar. Pertahanan bisa dilakukan dengan lebih memerhatikan pelayanan kepada konsumen agar setiap konsumen dapat loyal terhadap produk perusahaan. Salah satu pelayanan tersebut adalah dengan cara promosi. Promosi tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan praktik penggunaan produk secara langsung dengan konsumen. Dengan cara tersebut, perusahaan dapat mempromosikan kepada konsumen bahwa perusahaan ingin mengurangi promosi dengan menggunakan media yang dapat membahayakan lingkungan.
2.2.3    Memperluas Pangsa Pasar
Meningkatkan dominasi pasar dapat dilakukan dengan cara memperluas pangsa pasarnya. Banyaknya perusahaan yang menginginkan produknya menjadi penguasa pasar membuat persaingan normal telah berubah menjadi perang pemasaran. Hal tersebut menuntut pemasar untuk pintar dalam memasarkan produknya. Meskipun demikian, jika sebuah perusahaan telah mampu memperluas pasarnya, maka belum tentu perusahaan tersebut akan mendapatkan laba yang maksimal karena perhitungan biaya dan pajak juga perlu diperhatikan.
Menurut Buzzel (dalam Kotler, 2000:270) perusahaan yang menaikkan pangsa pasar pada umumnya mempunyai kinerja yang lebih baik. Pada umumnya perusahaan yang mampu mendominasi pasar adalah perusahaan yang dapat menambah dan mengembangkan lebih banyak produk baru. Perusahaan yang mampu meningkatkan kualitas produknya tidak hanya akan mendapatkan kenaikan pada segi biaya, tetapi produk tersebut juga akan mampu memperluas pangsa pasarnya hingga dapat meningkatkan dominasi pasar untuk produk itu sendiri. Untuk meningkatkan kualitas produknya, tentunya sebuah perusahaan juga tidak boleh melalaikan tanggung jawabnya terhadap lingkungan
Strategi utama untuk memperluas pagsa pasar selain meningkatkan kualitas produknya adalah dengan cara memperluas promosinya. Perluasan promosi ini bukan hanya untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap produk ramah lingkungan yang dimiliki perusahaan, melainkan juga untuk menunjukkan citra baik perusahaan melalui tanggung jawabnya terhadap lingkungan kepada masyarakat.

3.         Penutup
3.1       Simpulan
(1)       Metode green-marketingmerupakan  suatu metode pemasaran yang berbasis eco-green. Dalam mengaplikasikan metode green-marketing, seorang pelaku usaha dan industrihendaknya memerhatikangreen-product, green cosumer, dan green-consumerism. Selain itu, para pelaku usaha dan industri juga harus melakukan analisis bauran pemasaran,misalnyaanalisis produk, logistik,promosi, dan harga.
(2)       Untuk meningkatkan dominasi pasar melalui strategi green-marketing, seorang produsen hendaknyamengombinasikan beberapa tindakandengan metode pemasaran berbasis eco-green misalnya dengan memperluas pasar keseluruhan, memertahankan pangsa pasar, serta memperluas pangsa pasar.
3.2       Saran
(1)       Bagi pelaku usaha dan industri, hendaknya terus berinovasi untuk menciptakan produk baru yang ramah lingkunganserta mampu dalam mempromosikan produk baru ramah lingkungan tersebut sehingga dapat diterima pasar dan bahkan mampu mendominasi pasar.
(2)       Bagi masyarakat, hendaknya lebih selektif dan bijaksana dalam  memilih produk yang tidak membahayakan bagi lingkungan. Hal tersebut tidak hanya sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, tetapi juga sebagai motivasi untuk para pelaku usaha dan industri dalam memproduksi barang dengan inovasi baru yang tidak membahayakan lingkungan tentunya.


DAFTAR RUJUKAN
Haryadi, R. 2009. Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen melalui Pendekatan Marketing Mix (Studi Kasus pada The Body Shop Jakarta). Tesis tidak diterbitkan. Semarang: PPs UNDIP.
Hariyani, R, dan Brury, Trya Sartana. 2014. Praktik Green-Marketing pada Perusahaan-Perusahaan di Indonesia, 7 (1). (Online), (http://astri.budiluhur.ac.id/wp-content/up), diakses 6 April 2014.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran ( Bambang Sarwiji, Ed). Jakarta: Indeks.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 tentangTanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia: Direktorat Jendral Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia. (Online), (http://www.ditjenpp.kemenkumham.go.id), diakses 6 April 2014.
Syahbandi. 2012. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Kewirausahaan: Implementasi Green Marketing Melalui Pendekatan Marketing MIX, Demografi Dan Pengetahuan Terhadap Pilihan Konsumen (Studi The Body Shop Pontianak), 3(1).(Online),(http://jurnal.untan.ac.id>home>Vol3,No.1(2012)>Syahbandi.com), diakses 6 April 2014.



0 komentar:

Posting Komentar