Tujuan
dan Fungsi Manajemen Keuangan
Pada
umumnya tujuan hidup sebuah perusahaan adalah untuk memeroleh keuntungan. Akan
tetapi keinginan sebuah perusahaan untuk memeroleh keuntungan atau laba
tersebut hendaknya tidak membuat perusahaan melupakan akan keberlanjutan
hidupnya. Hendaknya perusahaan mengetahui bahwa kelangsungan hidup atau
keberlanjutan (sustainability) sebuah
perusahaan tidak hanya dengan adanya laba yang diperoleh oleh sebuah perusahaan,
tetapi juga dengan adanya interaksi positif dari pihak luar (eksternalitas). Sebuah perusahaan tidak
akan mungkin dapat bertahan ketika perusahaan tersebut tidak mampu menjaga nama
baiknya. Inilah salah satu alasan sebuah perusahaan selalu memerhatikan dampak
lingkunganm, misalnya saja dengan adanya CSR (Corporate Social Responsibility) dimana konsep ini menuntut sebuah
perusahaan untuk tidak hanya memerhatikan dampak ekonomi yang akan diterima
oleh perusahaan saja, tetapi perusahaan juga dituntut untuk bertanggungjawab
atas dampak lingkungan yang disebabkan oleh aktifitas perusahaan.
Selain
bertujuan untuk memeroleh keuntungan dengan cara tetap memerhatikan sustainability nya tentunya sebuah
perusahaan juga bertujuan guna memakmurkan para pemilik saham dengan cara
menigkatkan nilai perusahaan. Untuk perusahaan yang sudah go public maka bertambahnya
nilai sebuah perusahaan dapat dilihat dari harga saham di pasar saham, sedangkan
untuk perusahaan yang tidak go public maka bertambahnya nilai sebuah perusahaan
dapat dilihat dari nilai likuidasi (nilai seluruh asset perusahaan). Ketika
nilai perusahaan telah bertambah, maka secara otomatis perusahaan tersebut dapat
memakmurkan pemilik saham.
Untuk
mencapai serentetan tahapan diatas, maka sebuah perusahaan dapat mengambil
keputusan melalui laporan keuangan. Laporan keuangan sebuah perusahaan terdiri
dari Neraca, laporan laba-rugi, Perubahan Modal dan, Arus Kas. Dari laporan
neraca yang telah dibuat dalam suatu periode terentu maka dapat dilihat di sisi
aktiva seberapa efisien aktifa yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dalam
pengelolaannya aktifa lancar dan aktifa tetap hendaknya dikelola dengan sebaik
mungkin karena hal tersebut akan digunakan oleh perusahaan sebagai acuan untuk
investasi dan pendanaan.
Sisi
aktiva dari neraca akan digunakan perusahaan sebagai acuan untuk melakukan
keputusan investasi, sedangkan untuk sisi pasiva yang berisi hutang lancar,
hutang jangka panjang, dan modal sendiri dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengambil keputusan pendanaan. Dalam mencapai tujuannya untuk meningkatkan
nilai perusahaan maka dari laporan neraca yang ada perusahaan tersebut dapat
mengambil beberapa keputusan, misalnya saja keputusan untuk menambah
aktiva-aktiva yang dapat menghasilkan arus kas lebih banyak daripada biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Dalam pengambilan keputusan
tersebut hendaknya sebuah perusahaan juga mengindentifikasi segala
resiko-resiko yang akan dihadapinya. Resiko-resiko tersebut dapat
diidentifikasi melalui arus kas perusahaan.
Pengambilan
keputusan yang lain juga digunakan untuk kebijakan modal kerja. Modal kerja
adalah dana untuk memenuhi aktiva tetap agar perusahaan bisa tetap beroperasi. Modal
kerja sendiri dapat didapat dari hasil pengurangan antara aktiva lancar dan
hutang lancar. Sehingga dari hal tersebut akan diketahui seberapa besar sumber
pendanaan dipenuhi oleh aktiva lancar.
Laporan
keuangan yang juga dibutuhkan adalah laporan laba-rugi. Dari laporan laba-rugi
ini akan diketahui penghasilan, biaya operasi, serta laba bersih yang diperoleh
oleh suatu perusahaan (EAT). Konsep laba
sendiri ada dua jenis, yaitu laba akuntansi dan laba ekonomi. Laba akuntansi
adalah laba yang dilihat berdasarkan laba laporan laba-ruhi, sedangkan untuk
laba ekonomi adalah laba akuntansi dikurangi opportunity cost (biaya peluang). Sebuah perusahaan harus mempunyai
laba positif baik dilihat dari laba akuntansi maupun laba ekonomi.
BAB II
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah
sekumpulan data-data yang berisi angka yang diolah berdasarkan ilmu akuntansi. Sesuai
tujuan utama sebuah perusahaan yaitu untuk memeroleh laba semaksimal mungkin,
maka didalam proses pemerolehan laba tersebut sebuah perusahaan memerlukan
laporan keuangan. Laporan keuangan ini akan dipakai untuk menentukan keputusan
atau langkah-langkah apa saja yang harus diambil oleh sebuah perusahaan guna
memaksimalkan labanya. Laporan keuangan ini tidak hanya ditujukan oleh bagian
keuangan atau akuntansi saja, tetapi laporan keuangan juga dibutuhkan oleh
internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.Internal perusahaan ini
misalnya saja departemen pemasaran dan departemen produsi. Sedangkan eksternal
perusahaan adalah para investor-investor atau pun bank pemberi pinjaman. Oleh sebab
itu semua departemen dalam sebuah perusahaan dituntut untuk dapat membaca,
menganalisa, serta mengambil keputusan berdasarkan laporan keuangan yang telah
disajikan.
Laporan keuangan
sendiri terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, dan
laporan arus kas yang semua laporan tersebut menunjukkan posisi keuangan
perusahaan. Dibawah ini akan dijelaskan masin-masing dari laporan keuangan di atas.
1.
Neraca
Neraca
adalah laporan keuangan yang berisi tentang kekayaan perusahaan, kewajiban
perusahaan, dan modal sendiri perusahaan yang disajikan berdasarkan suatu
satuan waktu tertentu. Jumlah kekayaan tersebut disajikan dalam sisi aktiva dan
pasiva, baik itu aktiva lancar maupun aktiva tetap dan sisi pasiva yang terdiri
dari hutang lancar, hutang jangka panjang dan, modal sendiri. Aktiva lancar ini
meliputi segala kekayaan yang dapat segera dicairkan atau diuangkan, misalnya
saja seperti kas, piutang, dan bahan persediaan. Sedangkan untuk aktiva tetap
ialah segala jenis kekayaan yang memiliki manfaat lebih dari satu tahun,
seperti tempat produksi, mesin produksi, tanah, dan lain sebagainya. Sisi yang
berisi segala kekayaan perusahaan ini akan digunakan oleh perusahaan sebagai
salah satu dasar pengambilan keputusan investasi. Investasi juga diperlukan
oleh sebuah perusahaan guna menjamin kelangsungan hidup sebuah perusahaan itu
sendiri. Selanjutnya adalah sisi pasiva yang berisi hutang lancar, hutang
lancar ini adalah hutang yang mempunyai masa jatuh tempo dalam waktu satu
tahun, kemudian ada hutang jangka panjang yang berarti hutang ini mempunyai
jatuh tempo yang lebih dari satu tahun. Dari
sisi pasiva ini nantinya akan diketahui berapa hutang, berapa modal perusahaan
dan berapa kemampuan perusahaan dalam mengadakan pendanaan atas asset-asset
tersebut.
2.
Laporan
Laba-rugi
Laporan
laba-rugi mencangkup laporan atas kegiatan-kegiatan perusahaan selama satu
waktu periode akuntansi. Pada laporan laba-rugi terdapat informasi penghasilan,
biaya operasi, bunga, pajak, dan biaya bersih yang diperoleh. Laporan laba-rugi
ini yang nantinya tidak hanya digunakan oleh internal perusahaan saja,
melainkan juga sebagai laporan yang nantinya akan ditunjukkan kepada para
pemegang saham, serta pihak kreditur sebagai bukti bahwa perusahaan mampu
menghasilkan keuntungan. Dalam laporan laba-rugi terdapat unsur penghasilan (revenue) dan biaya (cost). Dimana
unsur biaya ini dapat dilihat dr biaya operasi.
3.
Laporan
Laba Ditahan
Laba
ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemilik saham. Melainkan laba
tersebut diinvestasikan untuk perusahaan itu sendiri guna memperbanyak asset
perusahaan itu sendiri dengan harapan meningkatnya laba perusahaan pada periode
berikutnya. Laba ditahan ini berasal dari laba bersih dikurangin deviden. Laba ditahan ini akan dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya adanya laba bersih, penyesuaian akuntansi, serta adanya
deviden. Jumlah laba ditahan yang tertera dalam laporan laba ditahan ini tidak
sama dengan jumlah kas yang dimiliki oleh perusahan.
4.
Laporan
Arus Kas
Laporan
arus kas merupakan laporan yang berisi tentang hasil-hasil operasi sebuah
perusahaan yang dilakukan dalam suatu batasan waktu tertentu. Meskipun arus kas
yang ada dalam perusahaan tinggi, tetapi hal tersebut tidak selalu menyerupai
kas yang ada pada neraca. Hal tersebut karena arus kas ini biasanya digunakan
untuk membayar deviden, berinvertasi, ataupun melunasi hutang. Bagi seorang
manajer keuangan arus kas ini berfingsi untuk dasar pengambilan keputusan, misalnya
saja keputusan untuk pembelian asset, keputusan untuk berinvestasi, dan lain
sebagainya. Sehingga laporan ini merupakan suatu alat yang penting guna
meramalkan posisi kas suatu perusahaan. Sedangkan untuk saldo kas sebuah
perusahaan sendiri terdiri dari arus kas, perubahan modal kerja, asset tetap,
dan pembayaran deviden. setiap faktor yang memengaruhi naik turunnya arus kas
diatas akan tercermin pada laporan arus kas.laporan arus kas memisahkan
aktifitas menjadi tiga, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dimana
aktifitas operasi ini berkaitan dengan hutang, laba bersih, dan modal kerja. Aktivasi
investasi meliputi pembelian dan penjualan semua asset tetap. Aktivitas pendanaan
ini biasanya seperti pembayaran dividend an lain sebagainya.
Referensi
:
Brigham, Eugene F., Joel F. Houston. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. 2010.
Jakarta: Salemba Empat
Halim, Abdul., Sarwoko. Manajemen Keuangan (Dasar-dasar Pembelajaran
Perusahaan). 2008. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Husnan, Suad. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Panjang). 2010.
Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar